Sesun
gguhnya seorang mukmin itu adalah
orang yang mengetahui posisi dirinya sebagai orang yang mulia, orang
yang mempunyai tujuan dan prinsip hidup, orang yang mempunyai fikiran
hati rabbani, dan cita-citanya adalah mencari keridhaan Allah, serta
keselamatan di kampung akhirat, oleh karena itu untuk menjaga diri agar
tidak sampai terjerumus ke dalam lembah dunia yang menyesatkan,
hendaknya diperhatikan perkara-perkara berikut ini:
1. Waspada terhadap tipuan dan pesona dunia.
Dunia ini merupakan fitnah dan ujian
bagi orang-orang yang beriman. Apabila dia tidak memahami
prinsip-prinsip hidup mukmin, maka pasti akan tergoda dan terlena
dengannya. Dari itu setiap mukmin haruslah memahami watak dan sifat
dunia yang menipu. Di antara sifat dan watak dunia adalah sebagai
berikut:
a. Kesenangan yang memperdaya dan menipu. Sebagaimana firman Allah subhaanahu wa ta’alaa:
“Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (Al-Hadid: 20)
b. Permainan dan senda gurau. Allah berfirman:
‘’Dan tiadalah kehidupan
dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat
itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui’’. (Al ‘Ankabut : 64)
‘’Dan tiadalah kehidupan
dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Al-An’am: 32)
c. Kesenangan sementara dan harga yang sedikit. Allah berfirman:
“Itu hanyalah kesenangan
sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam
itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali Imran: 197)
ما الدنيا في الأخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم إصبعه فى اليم فلينظربمذا يرجع
“Tiadalah perbandingan dunia
ini dengan akhirat, kecuali seperti seorang memasukkan jari-jari kedalam
lautan luas, maka perhatikanlah berapakah dapatnya.” (Muslim)
2. Hendaklah memandang bahwa dunia dan perhiasannya seluruhnya merupakan ujian Allah kepada manusia.
“Sesungguhnya Kami telah
menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”.(Al Kahfi: 7)
“Dan janganlah kamu tujukan
kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan
dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka
dengannya. Dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.(Thaha: 131)
“Sesunguhnya dunia ini indah
dan manis dan Allah akan menyerahkannya kepada kamu, maka akan melihat
bagaimana kamu berbuat padanya, maka berhati-hatilah kamu dari godaan
dunia dan hati-hatilah kamu dari godaan wanita.” (Muslim)
3. Mencari dunia jangan sampai melalaikan ibadah kepada Allah
Tugas pokok manusia, dan tujuan utama mereka diciptakan adalah untuk beribadah kepadanya semata. Allah memerintahkan agar setiap muslim memperhatikan betul tugas pokok tersebut. Renungkanlah firman Allah dan hadits berikut :
‘’Hai orang-orang yang
beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk
berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti
kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika
kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu
dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan
kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu’’. (At Taubah: 38-39)
“Bila kamu telah berani jual
beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), dan kamu sibuk dengan
sapi ternak kamu, kemudian kamu suka dengan pertanian dan perkebunan
lalu kamu meninggalkan jihad, niscaya Allah akan timpakan kepada kamu
kehinaan, dan kamu tidak mungkin akan lepas dari padanya sehingga kamu
kembali kepada dien kamu.” (Ahmad)
Dengan keterangan dari ayat dan
hadits di atas cukup kiranya menjadi pelajaran bagi kita kaum muslimin,
agar dalam kesibukan mencari karunia Allah di dunia jangan sampai
melupakan tugas pokok kita yaitu beribadah kepada Allah, termasuk di
dalamnya adalah jihad di jalan Allah. Betapa banyak dari kalangan kaum
muslimin hari ini yang mereka disibukkan oleh perdagangan dan pertanian
mereka, kemudian mereka melalaikan syari’at jihad fi sabilillah.
4. Peringatan Rasulullah tentang kehidupan dunia
Jabir Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Ketika
Rasulullah berjalan di pasar dan dikelilingi orang-orang, mendadak
disana bertemu dengan bangkai kambing yang cacat telinganya, lalu
Rasulullah mengangkat telinganya dan bertanya, ”Siapakah yang suka membeli ini dengan harga satu dirham? Mereka menjawab, “Tidak ada yang suka dan mau untuk apa? Nabi bertanya: ”Sukakah kalau diberikan kepadamu dengan cuma-cuma saja?” mereka menjawab; ”demi Allah kalau seandainya ia masih hidup, ia pun cacat apalagi ia sudah jadi bangkai” lalu Nabi bersabda: ’’Demi Allah sungguh dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah dari pada bangkai ini bagimu.” (Muslim)
Abu Hurairah berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: ”Ingatlah
bahwa dunia itu terkutuk, dan terkutuk pula apa-apa yang ada di
atasnya, kecuali dzikrullah atau segala yang serupa atau sederajat
dengan itu, dan orang-orang yang berilmu atau yang belajar” (At-Targhib Wat-Tarhib)
Dari Ubay bin Kaab. Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya
dunia ini ibarat makanan yang dimakan oleh anak Adam. Perhatikanlah
akhirnya, waktu dikeluarkan, dari duburnya meskipun diberi bumbu dan
garam akhirnya menjadi kotoran juga.” (Tirmizi)
Demikianlah peringatan
Rasulullah berkenaan dengan dunia di hadapan Allah. Akan tetapi
sekalipun telah diperingatkan sepert itu, berapa banyak manusia yang
terpedaya olehnya dan tenggelam dalam buaian duniawi. Dan beliau juga
mengingatkan, bahwa ujian yang paling berat bagi umat islam adalah harta
dan wanita. Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa memohon kepada
Allah agar diselamatkan dari tipu daya dunia, dan tidak terjerumus ke
dalam lembah kehinaannya.